Kita Tidak Cukup Penting Untuk Mengubah Takdir, Tapi Ada Kebesaran Hati di Masa Depan Semua Orang

Di dunia nyata, pekerjaan kita adalah, seporsi besarnya, panik gemetaran mencari solusi dan diserbu perasaan ganjil saat mencoba berdamai dengan hal-hal yang melekat pada diri kita. Kadang-kadang kita sungguh curiga ada sebuah energi dengki yang sedang begitu rakus menghujani kita dengan cobaan, sementara kita tak pernah disiapkan untuk mengalahkan dunia yang abai dan mencemooh.

Tapi satu-satunya energi yang lebih besar dari dugaan manusia adalah kekuatan alam, dan Tuhan.

Fakta bahwa kita diberikan tubuh dan pikiran yang terus bertumbuh, itu berarti Kehidupan dan Tuhan, masih menganggap kita memenuhi persyaratan untuk berjuang.

Kehidupan tidak sentimental membela orang tertentu. Tapi tetap saja ia mempercayakan segelintir orang untuk mengemban misi yang ajaib ini. Dari semua model kehidupan lainnya, kita diberi perlengkapan lahiriah ini untuk bergulat di kategori kesehatan mental.

Moral manusia, sejak dulu, tidak pernah sesederhana tentang berada di kelompok orang baik atau buruk. Kita punya tempramen, keraguan, dan nasib buruk yang sekilas tak sepadan dengan semua niat positif dan derma yang kita lakukan. Tragedi adalah salah satu adegan yang populer terjadi dalam skenario banyak orang. Maka, memiliki alur kisah yang menggiring kita untuk menyintas masalah kejiwaan bukan berarti kita orang yang jahat.

Yang dihitung adalah kita bangun setiap hari dirundung oleh rasa kedengkian nasib yang terasa merendahkan. Tapi suatu hari kita memutuskan mencoba fokus pada satu usaha yang kian lebih bijaksana dari usaha kita sebelumnya, dan tak berhenti bertransformasi sejak itu. Secara bertahap, akan ada kebesaran hati yang datang berkali-kali, tidak candu ataupun lantang rasanya, tapi diam-diam sangat kita syukuri dan nikmati.

Membawa semua gelinciran watak kita sebagai manusia, ada masa depan dimana kita berdiri tinggi sebagai pasien kehidupan ataupun penyintas gangguan jiwa; cerdik mendaya-gunakan Kehidupan, lunas memaafkan, lanjut berkarib dengan, dan sabar mengasihi tragedimu.

Gambar fitur: pixabay.com/kareni

Tinggalkan komentar